paradoks, cerita saat pembuatan e-KTP.
tertulis di sebuah surat pemberitahuan.
'tgl 19 juli adalah hari bebas untuk pembuatan E-KTP
ahmad abdurrohaman salam datang untuk membuat tgl 20 juli.'
akan tetapi seorang ketua yang dihormati mengatakan kepada anggotanya agar melaksanakan pd tgl 19 dikarenakan itu hari bebas dan jika hari itu bisa dan tdk sibuk knp harus menunggu.
saya datang tgl 19 juli karena tdk sibuk dan itu hari bebas.
sesampainya di tempat pembuatan saya dilarang masuk dikarenakan jatah saya adalah tgl 20. padahal banyak dr yg saya kenal membuat pd hari itu (berdasarkan instruksi ketua). setelah diperbolehkan masuk (dengan sedikit bersitegang :p), saya menuggu giliran utk dipanggil. ditengah antrian ayah saya menanyakan kpd panitia kpn kita dipanggil, krn yg datang setelah saya justru sudah pd selesai.
panitia hanya berkata "sabar pak, nanti juga dipanggil."
menungu dan menungu antrian, lama sekali antriannya, 'ini sudah tdk wajar.' pikirku kala itu.
saya bertanya kpd ayah, namun dgn tenang ayah tetap menunggu seraya berkata, "sabar nang, mengko leh diundang, isih antri kok". (haha. jadi orang sabar amat sieh pak, semoga menurun ke anakmu. :p)
tetapi sampai antriannya habis hanya tinggal saya dan ayah saya saja, kami msh belum dipanggil jg. dengan 'agak' jengkel, ayah saya mendatangi petugasnya dan bilang "kok saya msh belum dipanggil jg??" salah satu panitia bilang "lha memangnya bapak sudah mengumpulkan ktp lama?"
"sampun kok, ndek siang wau malah, tp ngantos sakniki kok dereng di timbali?" ayah menjawab. (waktu menunjukan pukul 15.10 WIB, sabar bgt ya, dikira kegiatan saya cuma menunggu itu saja kali ya, saya kan jg punya banyak kegiatan yg harus saya lakukan, tidur dan makan misalnya. :p).
setelah beberapa menit 'berdiskusi' akhirnya panitia menemukan ktp lama kita beraada di paling bawah antrian yg sudah melakukan pendataan. ckckck... langsung saja panitia meminta maaf dan mempersilahkan kita utk melakukan pembuatan e-KTP.
5 menit berlalu.... (dlm tenggang waktu yg singkat bnyak sekali cerita yg terjadi, namun itu nanti saja ya... ;p)selesai proses pembuatan kami pulang menuju rumah, sesampainya dirumah kami sudah ditunggu oleh ibu yg telah memperlihatkan raut muka khawatir. rentetan pertanyaan pun muncul mengawali perjumpaan itu.
"suwe nemen?"
"emang ng kono ngopo wae?"
"petugase lelet yo?"
"ora ono masalah opo2 ra?"
dan beberapa pertanyaan lain, kamipun hanya menjawab seperlunya saja, (krn semua pertanyaan dijawab dgn model jawaban isian singkat. :p)
hingga akhirnya ditutup dgn dgn bacaan hamdalah,
"yawes, alhamdulillah wes rampung tur ora ono masalah opo2."
kesimpulan dr cerita ini adalah
1. buat apa marah, CAPEK.
2. perbedaan persepsi tdk seharusnya mjd perselisihan.
3. emosi manusia itu macam2, (seneng, sedih, jengkel, khaawatir, dan msh banyak lagi.) namun kadarnya harus sesuai. jgn berlebihan.
4. Birokrasi = Kecambah. (yg terakhir ini perlu diingat bahwa terkahir bukan berarti tdk penting, justru ini yg paling penting. :p)
tertulis di sebuah surat pemberitahuan.
'tgl 19 juli adalah hari bebas untuk pembuatan E-KTP
ahmad abdurrohaman salam datang untuk membuat tgl 20 juli.'
akan tetapi seorang ketua yang dihormati mengatakan kepada anggotanya agar melaksanakan pd tgl 19 dikarenakan itu hari bebas dan jika hari itu bisa dan tdk sibuk knp harus menunggu.
saya datang tgl 19 juli karena tdk sibuk dan itu hari bebas.
sesampainya di tempat pembuatan saya dilarang masuk dikarenakan jatah saya adalah tgl 20. padahal banyak dr yg saya kenal membuat pd hari itu (berdasarkan instruksi ketua). setelah diperbolehkan masuk (dengan sedikit bersitegang :p), saya menuggu giliran utk dipanggil. ditengah antrian ayah saya menanyakan kpd panitia kpn kita dipanggil, krn yg datang setelah saya justru sudah pd selesai.
panitia hanya berkata "sabar pak, nanti juga dipanggil."
menungu dan menungu antrian, lama sekali antriannya, 'ini sudah tdk wajar.' pikirku kala itu.
saya bertanya kpd ayah, namun dgn tenang ayah tetap menunggu seraya berkata, "sabar nang, mengko leh diundang, isih antri kok". (haha. jadi orang sabar amat sieh pak, semoga menurun ke anakmu. :p)
tetapi sampai antriannya habis hanya tinggal saya dan ayah saya saja, kami msh belum dipanggil jg. dengan 'agak' jengkel, ayah saya mendatangi petugasnya dan bilang "kok saya msh belum dipanggil jg??" salah satu panitia bilang "lha memangnya bapak sudah mengumpulkan ktp lama?"
"sampun kok, ndek siang wau malah, tp ngantos sakniki kok dereng di timbali?" ayah menjawab. (waktu menunjukan pukul 15.10 WIB, sabar bgt ya, dikira kegiatan saya cuma menunggu itu saja kali ya, saya kan jg punya banyak kegiatan yg harus saya lakukan, tidur dan makan misalnya. :p).
setelah beberapa menit 'berdiskusi' akhirnya panitia menemukan ktp lama kita beraada di paling bawah antrian yg sudah melakukan pendataan. ckckck... langsung saja panitia meminta maaf dan mempersilahkan kita utk melakukan pembuatan e-KTP.
5 menit berlalu.... (dlm tenggang waktu yg singkat bnyak sekali cerita yg terjadi, namun itu nanti saja ya... ;p)selesai proses pembuatan kami pulang menuju rumah, sesampainya dirumah kami sudah ditunggu oleh ibu yg telah memperlihatkan raut muka khawatir. rentetan pertanyaan pun muncul mengawali perjumpaan itu.
"suwe nemen?"
"emang ng kono ngopo wae?"
"petugase lelet yo?"
"ora ono masalah opo2 ra?"
dan beberapa pertanyaan lain, kamipun hanya menjawab seperlunya saja, (krn semua pertanyaan dijawab dgn model jawaban isian singkat. :p)
hingga akhirnya ditutup dgn dgn bacaan hamdalah,
"yawes, alhamdulillah wes rampung tur ora ono masalah opo2."
kesimpulan dr cerita ini adalah
1. buat apa marah, CAPEK.
2. perbedaan persepsi tdk seharusnya mjd perselisihan.
3. emosi manusia itu macam2, (seneng, sedih, jengkel, khaawatir, dan msh banyak lagi.) namun kadarnya harus sesuai. jgn berlebihan.
4. Birokrasi = Kecambah. (yg terakhir ini perlu diingat bahwa terkahir bukan berarti tdk penting, justru ini yg paling penting. :p)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar